BAB 5 - MANUSIA MAKHLUK SOSIAL

Hari, tanggal: Rabu, 18 Oktober 2023
Resume oleh: Elida Safitri

Tugas resume materi pendahuluan ini disajikan oleh Bapak Drs. Jajang Suryana M. Sn selaku dosen Mata Kuliah Pendidikan Agama Islam

Tujuan dari resume ini guna untuk bisa menguraikan secara lengkap konsep bisnis islami.

Secara khusus, disini saya akan memaparkan tentang bahasan materi tersebut yaitu tentang "BAB 5- MANUSIA MAKHLUK SOSIAL"

Pada materi bab 5 ini terdiri atas beberapa bahasan, yaitu :
8. Peringatan Allah tentang Takaran dan Timbangan
9. Konsep Halalan Thayyiban

5.8 Peringatan Allah tentang Takaran dan Timbangan
Allah swt secara khusus mengingatkan manusia tentang pentingnya menjaga takaran dan timbangan. Jika diperiksa secara mendalam, kaitan pengertian takaran dan timbangan bisa mengandung dua makna: makna lahiriah (takatan dan timbangan yang biasa digunakan dalam urusan jual-beli) dan makna lain yang lebih jauh terkait dengan takaran dalam menentukan penilaian hukum, penilaian kejadian perkara
tertentu, maupun timbangan-timbangan terkait dengan penentuan keadilan sikap.

Secara duniawi, kecurangan-kecurangan yang dilakukan para pelaku ekonomi dalam urusan menakar dan menimbang produk pasar mereka bisa dihitung akumulatif harian, mingguan,
bulanan, tahunan, yang terkait dengan jumlah orang yang melakukan kecurangan tersebut dan orang yang memanfaatkan hasil kecurangan. Kasus uang kembalian (recehan) di sejumlah toko swalayan yang kini menjamur, bukan hal yang sederhana perhitungannya. Hal itu akan terakumulasi dengan jumlah dapatan dari recehan yang bermasalah, yang bisa mereka kumpulkan dalam jaringnan kerja mereka yang sangat
menggurita

Peringatan Allah swt yang menyertai berita tentang kecurangan tentang takaran dan timbangan, ada sembilan isi kalimat yang menjadi kunci permasalahan, yaitu : 
1. Ajakan untuk tetap menyembah Allah swt sebagai Tuhan yang memberi petunjuk.
2. Bukti nyata tentang kasih sayang dan kekuasaan Allah swt.
3. Tentang takaran dan timbangan yang sebenarnya bisa dipergunakan dalam transaksi jual-beli yang kerap dilakukan oleh mereka
4. Mampu secara ekonomis.
5. Pedagang yang cenderung meminta keadilan dalam melakukan transaksi jual-beli untuk mereka, tetapi cenderung curang dalam melakukan takaran dan timbangan untuk keperluan pembeli. 
6. Semua perilaku tersebut dikaitkan dengan peringatan Allah swt yang lainnya tentang  kerusakan
7. Merugikan hak orang lain
8. Kejahatan di muka bumi
9. Peringatan tentang azab yang membinasakan.

5.9 Konsep Halalan Thayyiban

Yang halal dan yang haram, di dalam Islam, sangat jelas. Tetapi, menyangkut kondisi ‘abu-abu’ di antara permasalahan yang telah jelas itu, kerap menimbulkan perbedaan-perbedaan pandangan. Nabi telah mengajari umat Islam untuk menunjukkan ketegasan sikap: “Tinggalkanlah sesuatu yang tidak jelas dan kerjakanlah sesuatu yang sudah pasti jelas ketentuannya” (Da’ maa yuriibuka ilaa ma laa yuriibuka).

Ketika hukum halalan digandengkan dengan hukum thayyiban, beberapa kondisi yang secara fisik dianggap halal, ternyata masih harus dipertanyakan: apakah yang dianggap halal itu
berada dalam kondisi thayyib?

Thayyiban dalam konsep agama Islam ada dua: yang fisik dan di balik yang fisik. Thayyiban fisik adalah kondisi sesuatu yang “baik, benar, tepat, sesuai prosedur, aman, dan mengikuti aturan syari’at”

Harta yang halalan dan thayyiban, dengan bentuk dan contoh lainnya yang setara, adalah yang halal dan thayyib secara fisik dan non-fisik. Sesuatu yang telah nyata halal dan thayyib, masih bisa dikelompokkan ke dalam kondisi belum thayyib ketika berbenturan dengan kondisi lain yang menyertai penggunanya. Seperti dalam firman Allah swt:

يٰۤاَ يُّهَا النَّا سُ كُلُوْا مِمَّا فِى الْاَ رْضِ حَلٰلًا طَيِّبًا ۖ وَّلَا تَتَّبِعُوْا خُطُوٰتِ الشَّيْطٰنِ ۗ اِنَّهٗ لَـكُمْ عَدُوٌّ مُّبِيْنٌ

"Wahai manusia! Makanlah dari (makanan) yang halal dan baik yang terdapat di bumi dan janganlah kamu mengikuti langkah-langkah setan. Sungguh, setan itu musuh yang nyata bagimu." 
(QS. Al-Baqarah 2: Ayat 168)

Komentar

Postingan populer dari blog ini

BAB 4 - MANUSIA MAKHLUK OTONOM

BAB 3 - MANUSIA MAKHLUK IBADAT